Pemerintah menunggu keputusan Arab Saudi terkait penyelenggaraan ibadah umroh di tengah pandemik. Asosiasi penyelenggara umroh meramalkan ongkos ibadah umroh akan naik.
BERITA SOLO ■ Konsul Haji RI di Jeddah, Dr. Endang Jumali, mengatakan mulai berkomunikasi dengan otoritas Arab Saudi terkait pelaksanaan umroh. Dia meminta berbagai peraturan dan penyesuaian terkait COVID-19 segera diberikan kepada pemerintah Indonesia.
“Paling tidak ada informasi awal. Semalam juga saya sudah kontak-kontak ke bagian teknis di Kementerian Haji (Arab Saudi) untuk bisa kita rapat bersama dalam kaitan umroh ke depan seperti apa,” ungkapnya dalam sebuah diskusi, Senin (3/8) sore.
Endang mengatakan, ibadah umroh akan berpatokan pada ibadah haji yang baru saja digelar dengan menerapkan protokol kesehatan.
Ibadah umroh pada prinsipnya mirip dengan ibadah haji, namun dapat dilaksanakan sepanjang tahun. Sementara haji dilaksanakan pada bulan ke-12 dalam kalender Islam atau bulan Zulhijah.
Dalam ibadah haji yang jatuh pada 28 Juli-2 Agustus kemarin, pemerintah Arab Saudi hanya menerima 1.000 jamaah. Itu pun orang-orang yang sudah berada di wilayah negara tersebut. Padahal biasanya ibadah haji dapat diikuti 2 juta orang dari seluruh dunia.
Terkait ibadah umroh, Endang menyatakan optimis akan segera dibuka. Apalagi, kata dia, jumlah kasus COVID-19 di Arab Saudi terus turun. "Per tanggal 25 itu tercatat kasus 2.200 terus menurun sampai kemarin di tanggal 2 Agustus itu 1.357. Jika hal ini terus menunjukkan angka yang positif kan memungkinkan, ketika nanti penerbangan internasional dibuka, umroh juga dibuka,” tambahnya.
Meski begitu, ujarnya, umroh tetap dapat dipengaruhi oleh keadaan COVID-19 di negara asal jamaah. Apalagi kata dia, kasus di Indonesia terus naik.
"Kan tidak menutup kemungkinan pemerintah Arab Saudi juga mensyaratkan bagi (negara) pengirim jamaah umroh, syarat-syarat yang sangat ketat,” tandasnya.
Asosiasi Perkirakan Harga Naik
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umroh Indonesia (AMPHURI), Joko Asmoro, menyatakan ada 4 skenario umroh di tengah pandemik. Skenario ini adalah; pertama, umroh terbuka namun dengan protokol kesehatan; kedua, umroh dengan kuota terbatas; ketiga, umroh dengan kuota terbatas per negara; atau keempat, umroh ditunda setahun.
"Empat kemungkinan option ini kita harus siap. Umrohnya sendiri belum tahu kapan,” terangnya dalam kesempatan yang sama.
Yang pasti, kata Joko, ongkos umroh diperkirakan naik. Hal ini utamanya terkait kapasitas maskapai penerbangan dan akomodasi yang harus mengikuti protokol kesehatan.
"Kalau maskapai hanya mampu mengangkut 60-70 persen saja, tentunya harga tiket juga akan naik. Mengkondisikan menjadi protokol itu ada penambahan biaya. Yang tadinya kamar berempat bisa bertiga, bagaimana nanti? Saat ini saja haji 1 kamar 1 orang, apakah umroh diperbolehkan berdua?” ungkap Joko.
Sementara itu, imbuh Joko, resesi di sejumlah negara juga akan berdampak pada nilai tukar Rupiah. Sehingga ia meminta anggotanya menjual paket umroh yang fleksibel.
"Nggak ada salahnya teman-teman menjual paket umroh tapi dengan kondisi tidak bergantung dengan tanggal. Atau ada ketentuan bahwa nanti ada perubahan dan lain sebagainya,” imbuhnya.
AMPHURI mencatat, Indonesia memiliki 61.519 jamaah umroh yang seharusnya berangkat pada 27 Februari 2020, namun batal karena COVID-19. Para jamaah ini juga perlu mendapatkan jadwal pengganti.
Maskapai Tunggu Otoritas Berwenang
Andri Bermawi dari Saudi Arabian Airlines mengatakan berencana kembali membuka penerbangan ke Indonesia dengan jadwal terbatas. Pihaknya merencanakan ada 13 jadwal penerbangan selama bulan September. Namun ia masih menunggu keputusan pihak berwenang sebelum membuka kembali jadwal tersebut.
“Jadwal bulan Oktober masih agak lebih banyak. Tapi kami juga masih belum tahu apakah jadwal ini masih tetap dan akan dioperasionalkan,”jelasnya, seraya mengatakan jadwal yang dipersiapkan untuk bulan Agustus tidak jadi dilaksanakan.
Sementara itu, pihaknya mulai mengembalikan uang tiket penerbangan (refund) kepada jamaah asal Indonesia, berdasarkan perintah kantor pusat.
"Alhamdulillah kami bisa menyalurkan refund dari bapak ibu sekalian, meski pun sedikit ada pending atau ada waktu proses, karena maklum banyak sekali,” papar Andri.
Berdasarkan catatan AMPHURI, baru Saudi Airlines yang melakukan pengembalikan atau refund tiket. [VOA]