BERITA SOLO ■ Hadirnya 1 syuro bertepatan dengan hari Kamis 20 Agustus 2020. Berdasarkan pengamatan Tim di beberapa daerah, khususnya di wilayah Jawa tengah tidak ada warga yang menggelar pesta hajatan.
Menurut beberapa orang sepuh yang berhasil ditemui, langkanya hingar bingar atau pesta hajatan lebih disebabkan kepercayaan orang Jawa, bahwa 'menggawe' seperti khitan, nikah dan memulai membangun tempat tinggal adalah sesuatu yang harus di hindari pada bulan syuro.
Hal tersebut masih banyak di yakini banyak orang, bahkan konon, bila di langgar akan mendatangkan bala ( musibah). Kepercayaan sakralnya bulan syuro rupanya masih banyak dipercayai oleh sebagian besar penduduk etnis tertentu.
Kita flash back, sebelum memasuki tahun baru Hijriyah tidak susah untuk menemukan warga menggelar pesta hajatan. meskipun ancaman Covid 19 selalu mengintai, namun hal itu tidak membuat mereka mau menunda apa lagi meniadakan ritual tersebut.
Kebiasaan adat dan budayalah yang masih mendarah daging dalam kehidupan mereka, sehingga masyarakat seolah tidak menghiraukan dengan keadaan yang sedang terjadi saat pandemik masih berlangsung.
Apa lagi shohibul hajatnya orang terpandang atau orang yang rajin menghadiri undangan teman, relasi atau saudaranya, kehadiran tamu undangan bisa mencapai diatas 1000orang.
Hal inilah yang membuat penerapan protokol kesehatan tidak mungkin dijalankan dengan semestinya.
Namun dengan datangnya 1 syuro beberapa waktu lalu, semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk menghindari kerumunan dan kontak fisik yang rentan penularan corona virus, tandas Mbah Wisang salah seorang pelaku budaya dan adat di salah satu desa di lereng gunung Slamet, sesaat yang lalu.
■ Himawan