BERITA SOLO ■ Baju kumal, bertato, bertindik pada telinga, wajah lusuh, serta rambut gondrong memang sudah menjadi ciri khas anak-anak punk. Kesan pertama saat berjumpa dengan mereka tentunya kita akan merasa risih dan juga takut. Kebanyakan meraka berkumpul di perempatan lampu merah.
Miris melihat generasi muda seperti ini, rata- rata masih muda dengan badan yang sehat dan kuat, namun mereka menjadi anak punk yang mengamen di pinggir jalan.
Bukan memandang remeh pekerjaan seorang pengamen, namun yang mereka lakukan hanya sekedar mencari kesenangan dan digunakan untuk berfoya-foya dengan sesama rekannya dan kebanyakan berusia belasan tahun
Dengan adanya hal tersebut, Babinsa Purwosari Serda Yatno anggota dari Koramil 11/Sayung Kodim 0716/Demak memberikan himbauan kepada anak punk yang sedang berkumpul dibawah jembatan sungai Desa Purwosari guna mengantisipasi potensi gangguan Kamtibmas sekecil apapun di wilayah desa binaan.
“Aktifitas anak punk tersebut sangat meresahkan masyarakat serta bisa merugikan diri mereka sendiri maupun keluarganya. Babinsa berharap anak-anak punk tersebut dapat kembali menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa membanggakan orangtua,” katanya, Senin 01-09-2020.
Ditempat terpisah, Danramil 11/Sayung Kapten Inf Triyono mengatakan , terkait banyaknya anak-anak yang keluar dari sekolah dan memilih menjadi anak punk harus ditangani sedini mungkin bersama dinas terkait.
“Karena hal tersebut bisa merusak generasi penerus bangsa. Dengan adanya pembinaan dan penyuluhan ini diharapkan anak-anak punk bisa sadar dan kembali untuk kembali ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga,” tandas Kapten Triyono.
■ pendim/R-01