BERITA SOLO ■ Bagi pengendara yang bakal menggunakan jalur alternatif Jakarta menuju Purwokerto atau kota lain di Jawa tengah bagian selatan dihimbau agar ekstra hati-hati dengan kondisi cuaca ekstrem adanya kabut saat ini.
Setelah melewati obyek wisata air panas Guci, Kabupaten Tegal hingga batas Akhir Kecamatan Pulosari, pada puncak musim penghujan sering terjadi kabut tipis hingga sedang.
"Efek yang di timbulkan jarak pandang sangat berkurang hanya tembus 50 hingga 200 meter," kata Tugiran, warga setempat, pada Kamis petang (10/12).
Menurutnya, saat memasuki Desa Gombong, kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang hingga Desa Sangkan Ayu, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, gumpalan kabut tebal kiloan meter putus nyambung biasa terjadi di wilayah ini.
"Akibatnya, pandangan mata jauh berkurang, kondisi terparah hanya 7 hingga 20 meter mata bisa melihat ke depan, itupun samar samar. Oleh sebab itu, bagi pengendara motor maupun mobil harus hati hati," ujarnya.
Pantauan reporter media ini pada petang tadi, kendaraan mobil hanya maju dengan berlahan dibawah 10 km/ jam, itupun harus sering berhenti untuk menganalisa medan jalan, apa bila tidak punya teman disampingnya untuk menginformasikan keadaan sebelah kiri kendaraan akan lebih repot.
Bagi pengendara warga luar kota yang belum menguasai medan harus extra waspada dan super hati hati. Pasalnya, selain tanjakan berat dan turunan curam, sempitnya dan berkelok, kabut ringan hingga super tebal, pada kondisi seperti saat ini sangat berbahaya.
Terlebih ada sejumlah titik tertentu, kilioan meter kabut bisa menjebak pengguna jalur alternatif Tegal - Jogjakarta via pratin dan serang ini.
Selain Hazard lampu utama kendaraan roda dua atau lebih wajib nyala, untuk menembus kabut tebal, gunakanlah bolam yang menghasilkan sinar putih kekuningan.
Pengguna kendaraan berlampu putih kebiruan atau LED standar bawaan ATPM, tambahlah dengan lampu anti kabut agar bisa memperluas jarak pandang sehingga perjalanan anda bisa sedikit terbantu kelancarannya.
Terkecuali kabut, badan jalan di lereng gunung Slamet ini agak sempit, kendaraan besar sebaiknya jangan mengambil rute tersebut, walaupun merupakan alternatif terdekat dari purbalingga menuju jalan tol di Tegal atau dari arah sebaliknya.
Seandainya lewat jalur ini sendirian dan terjebak kabut tebal, sebaiknya menunggu kendaraan lokal agar bisa membututi. Hal ini dimaksudkan supaya tidak sampai terjadi hal-hal yang berakibat fatal, saran Kusnendi warga Karangreja, sopir truk pengangkut sayur, kepada awak media ini.
■ Himawan