BERITA SOLO ■ Tenggelamnya KRI Nanggala 402 sejak Rabu, 21 April 2021 yang lalu, tidak luput dari sorotan publik termasuk media internasional.
Informasi terbaru, Panglima TNI telah mengkonfirmasi bahwa KRI Nanggala 402 telah dinyatakan tenggelam dan seluruh awak (53 orang) yang berada didalamnya telah gugur.
Namun, terlepas duka yang kini tengah menyelimuti Tanah Air usai tenggelamnya KRI Nanggala 402, sebuah media asing asal Korea justru mengungkap hal mengejutkan terkait Nanggala 402.
Media hankookilbo.com, sebuah media Korea Selatan mengungkapkan bahwa KRI Nanggala 402 tidak dirawat dengan baik, bahkan dipaksakan menyelam setelah tiga tahun tidak digunakan.
"Sulit untuk meyakinkan bahwa kapal selam tua, yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, telah dimobilisasi untuk pelatihan peluncuran torpedo. Bahkan kapal selam tersebut diketahui tidak pernah menjalani pelatihan kapal selam selama tiga tahun," tulis hankookilbo, pada Senin, (26 /4).
Seperti diketahui, setelah dilakukan pencarian KRI Nanggala 402 ditemukan pada kedalaman 838 meter, padahal jika melihat kondisi kapal yang sudah sedemikian tua, media tersebut menyebut bahwa kedalaman maksimum hanya 150 hingga 200 meter.
"Mempertimbangkan kondisi kapal selam, diperkirakan kedalaman maksimum lambung dapat menahan 150-200m," tulisnya.
Selain itu, disebutnya bahwa KRI Nanggala 402 telah melebihi kapasitas saat melakukan penyelaman. Ia mengatakan bahwa batas maksimum awak untuk KRI Nanggala 402 adalah 43 orang.
Hal lain yang menjadi sorotan juga terkait dengan usia, diketahui bahwa usia kapal selam biasanya hanya 25 tahun sedangkan KRI Nanggala sudah berusia 41 tahun sejak dibuat di Jerman pada 1980.
"Mengingat kapal selam biasanya bertahan 25 tahun, mereka sudah cukup tua," katanya.
Yang paling penting kata dia, bahwa perawatan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun, sementara KRI Nanggala diketahui melakukan perawatan pada 2012.
"Pemeliharaan kapal selam harus dilakukan setiap enam tahun sekali hingga masa layannya, dan setelah itu lazim dilakukan untuk memperpendek jangka waktu tersebut, yang artinya pemeliharaan kapal selam belum dilakukan selama sembilan tahun," jelasnya.
"Bahkan sumber militer setempat mengatakan kepada HankookIlbo bahwa "kapal selam itu tidak pernah tenggelam sejak 2018," tambahnya.
Media tersebut juga menyoroti adanya motif tertentu dibalik latihan menggunakan kapal selam yang cenderung dipaksakan dengan KRI Nanggala 402 yang sudah tua.
"Pasalnya, belum jelas mengapa pelatihan peluncuran torpedo dengan kapal selam Jerman lama sudah dilakukan sedangkan torpedo untuk kapal selam baru Korea belum masuk," katanya.
Bahkan yang mengejutkan, diungkapkannya bahwa Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering yang pada 2012 melakukan perawatan untuk KRI Nanggala 402 pun mengkhawatirkan terjadinya kebakaran pada kapal ini.
"Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering yang belum menerima pembayaran uang muka untuk tahun kedua setelah penandatanganan kontrak bisnis kapal selam ke-2, khawatir akan terjadi kebakaran," ungkapnya.
Pihak Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering juga membenarkan bahwa KRI Nanggala terakhir dilakukan perawatan pada 2012.
"Memang benar kami melakukan perawatan depo terakhir, tapi sudah 9 tahun lalu dan tidak terlibat sejak itu," sebut HankookIlbo.
Sumber: Hankookilbo.Com
https://m.hankookilbo.com/News/Read/A2021042213100000953