BERITA SOLO ■ Terdakwa berinisi AS yang berumur 46 tahun, harus menerima ganjarannya dihukum selama 10 tahun penjara. Ia dinilai telah bersalah melakukan perbuatan pencabulan terhadap anak di bawah umur.
Kendati dilakukan atas dasar suka sama suka, namun PN Denpasar, menilai bahwa korban masih di bawah umur sehingga sangat mudah terjerat niat jahat dari si pelaku.
Terdakwa yang kesehariannya pedagang burger ini, dijerat Pasal 81 Ayat (2) UU RI No. 17 tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Pasal 64 Ayat (1) KUHP.
JPU Ni Ketut Muliani,SH dalam amar tuntutan sebelumnya menyebut bahwa terdakwa telah memaksa korban untuk melayani nafsu bejatnya sejak Juni 2020, saat itu korban berinisial DD masih berumur 17 tahun. Perbuatan terdakwa diawali dengan meminta nomor Whatsapp anak korban.
Kemudian terdakwa membujuk anak korban supaya keduanya menjalin hubungan pacaran. Tindakan terdakwa menyetubuhi korban dilakukan di kamar kos terdakwa di Jalan Iman Bonjol.
"Antara terdakwa dan korban melakukan hubungan intim, diakui atas dasar suka sama suka. Korban terbuai setiap terdakwa mengirimkan pesan whatsapp dengan mengatakan kesepian dan kangen kepada korban," tertulis dalam surat tuntutan.
Hingga akhirnya, pada bulan April 2021 korban hamil. Itu diketahui setelah melakukan tes kehamilan mengunakan testpack. Selanjutnya korban menceritakan ke orang tuanya. Keluarga korban tidak terima karna masih berumur 17 tahun dan melaporkan terdakwa ke polisi.
Berdasarkan tuntutan JPU, Hakim Angeliky Handajani Day,SH.,MH., yang memimpin jalannya persidangan ini menngganjar hukuman 2 tahun lebih rendah dari tuntutan Jaksa.
"Menghukum kepada terdakwa pidana penjara selama 8 tahun dan pidana denda sebesar Rp. 5 miliar atau setara dengan 2 bulan kurungan," putus hakim secara virtual.