BERITA SOLO | PEMALANG — Komandan Kodim (Dandim) 0711 Pemalang Letnan Kolonel Infanteri Ade Afri Verdaniex, S.I.P., bersama unsur Forkopimda mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, yang bertemakan “Gotong Royong Membangun Peradaban dan Pertumbuhan Global.”, bertempat di Alun-alun Pemalang, Kamis (1/6/2023).
Bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) Plt. Bupati Pemalang Mansyur Hidayat, ST., dan sebagai Komandan upacara Danramil 06/Bodeh Kapten Cba Supardi, SH., juga dihadiri Dansatradar 214/Tegal Letkol Lek I Ketut Wiratmaja, S,S.I.T, M.I.Pol., Palaksa Lanal Tegal Mayor Mar Sukirno Hadi Wbowo, Pj. Sekda Kab. Pemalang MH., Dr. Drs. Moh Sidik M. Si., Kasi Intel Kejaksaan Negeri Pemalang Ernawan, SH., Ketua Pengadilan Negeri Pemalang Cahyono Riza, SH., MH., Kepala Pengadilan Agama Kab. Pemalang Salahudin Sibaga Bariang, SH., Para Kepala OPD Kab. Pemalang
Sedangan pasukan upacara terdiri dari anggota Korsik Pemda Pemalang, Kodim 0711/ Pemalang, Lanal Tegal, Satradar 214/Tegal, Polres Pemalang, Satpol PP Pemalang, Dishub Pemalang, Korpri gabungan Pemda Pemalang, PGRI Kab. Pemalang, PGTKI dan Himpaudi, Senkom Pemalang, Gabungan Mahasiswa dan Ormas, PPI Kab. Pemalang, OSIS dan Pramuka.
Pada Upacara peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2023, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dalam amanatnya yang dibacakan oleh Irup Plt. Bupati Pemalang menyampaikan, selain Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, tonggak persatuan dan kemerdekaan Indonesia juga kita peroleh berkat peristiwa pada 1 Juni 1945, yaitu disaat Presiden pertama Negara Kesatuan Republik Indonesia Ir. Soekarno memaparkan pemikirannya tentang dasar negara, yakni Pancasila.
“Kita patut bersyukur pada tahun 2016 silam Presiden Jokowi telah menetapkan 1 Juni ini sebagai Hari Kelahiran Pancasila. Karena dengan penetapan itu, kita tidak kehilangan sejarah. Dengan mengetahui sejarah, kita semakin tahu jati diri sebagai bangsa. Dengan semakin mengetahui jati diri, seluruh potensi untuk meraih kemakmuran, bisa dioptimalkan’, ujarnya.
“Maka Bapak Ibu hadirin sekalian. Kita patut berbangga ketika desa-desa di Jawa Tengah, khususnya desa-desa wisata mulai menggali sejarahnya masing-masing. Karena dari situ akan lahir sebuah narasi yang memperkuat mental sekaligus optimisme warga. Setelah narasi dan optimisme warga terbangun, semua akan bergerak secara optimal untuk meraih kemakmuran. Jadi orang-orang desa tidak perlu lagi merantau untuk mencari nafkah, karena di kampung halaman rezekinya sudah melimpah”, tambahnya.
Gubernur Jawa tengah juga menyampaikan, pembangunan lewat jalan persatuan itulah yang namanya gotong royong. Tidak memandang suku, ras, agama maupun golongan. Karena siapapun yang berdiri di bawah kibaran Bendera Merah Putih, memiliki hak dan tanggungjawab yang sama, yakni menjaga dan mengamalkan Pancasila.