BERITA SOLO | SELAYAR — Ada fenomena aneh di Selayar saat ini. Belum juga dilantik, Ady Ansar, Calon Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar sudah ramai dipanggil dengan sebutan 'Pak Bupati' oleh Warga Masyarakat Selayar.
"Kedengarannya aneh, tapi kenyataan dan faktanya seperti itu yang terjadi," kata Ilyas, warga Benteng, pada Minggu (24/11).
Menurutnya, fenomena itu merebak dan terjadi dimana-mana, tanpa komando siapa pun. Aneh memang!
"Itu bisa saya lihat Bang, setiap kali Pak Bupati kunjungan, entah itu ada kegiatan kampanye, atau sekedar silahturahmi dengan warga dimana pun, mereka selalu memanggilnya dengan Pak Bupati. Tak saya dengar mereka panggil Ady Ansar, tapi selalu memanggil Pak Bupati," ujar Ilyas terheran-heran.
Hal yang sama juga diungkap Lenny, aktifis di Selayar. Ia menyebut ada 3 faktor fenomena itu bisa terjadi.
"Pertama, mungkin karena aura dan vibrasi pak AA sangat kuat di Pilkada kali ini. Yang kedua, ada kerinduan yang sangat dalam, dan teramat sangat rakyat selayar akan perubahan. Mereka ingin perubahan itu segera terjadi bang, tak mungkin 3 periode kita akan bertahan seperti ini," pungkasnya.
Sedangkan yang ketiga, lanjut Lenny, analisa saya, mereka akan merasa lebih dekat dengan figur yang diharapkan mampu membawa Selayar kearah yang lebih baik lagi.
"Boleh dikata itu makna terdalam dari rakyat, ada pesan simbolik didalamnya; Jangan Biarkan Ady Ansar Berjuang Sendiri," tegas Lenny.
Sejauh itukah vibrasi sosok AA? "Ya, fenomena itu terjadi sangat lineur dan natural, tanpa ada komando," jawab mahasiswi Universitas Negeri Hasanuddin (UNHAS) Makassar ini.
Masih penasaran terhadap fenomena aneh di Selayar saat ini, Tim Media menyambangi seorang sahabat di kawasan Benteng, Selayar.
Saat silahturahmi, kepadanya, media ini mengajukan pertanyaan yang sama, mengapa masyarakat Selayar lebih suka memanggil Pak Bupati, dari pada nama Ady Ansar?
Ibu yang cantik, istri anggota dewan ini pun tak segera menjawab. Ia hanya tersenyum manis, menahan tawa atas pertanyaan itu.
Sesaat kemudian, ia berujar: "Ucapan itu doa, apa salahnya tho?," kata Mama Zahra, seraya menyodorkan secangkir kopi. (via)