BERITA SOLO | KEEROM — Ikut serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan, Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI-PNG Sektor Utara, Yonif 131/BRS mengikuti Festival Budaya dan UMKM dalam rangka Hut ke - 24 tahun kemandirian jemaat dan Hut ke - 15 tahun pentahbisan gedung bertempat di Gereja GKI Jemaat Pison, Kp. Wonorejo Pir IV, Kabupaten keerom, Papua, pada Minggu (03/11/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Dokter Satgas Lettu Ckm Stepanus Sinung menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan potensi yang dimiliki, salah satunya yang diputuskan dalam rencana strategis (Renstra) tahun 2022 pada sidang klasis ke IV yaitu mewujudkan suatu festival yang berkolaborasi antara seni budaya dan komoditas hasil pertanian dan hasil bumi.
"Dalam kekuatan itu kami dapati bahwa potensi sesungguhnya pada setiap masyarakat itu ada pada potensi pertanian karena transmigrasi pada awalnya masuk di Keerom itu memang fokus pada bidang pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain," ungkap Dokter Satgas.
Sementara itu, menurut Pendeta Nixon Yarangga persembahan hasil bumi ini, serupa dengan suku Jawa yang menyebutnya Undu-undu, di Toraja, Manado dan Ambon disebut dengan pengucapan syukur, Batak menyebutnya Mangotil (memetik buah).
Di Papua sendiri persembahan serupa dikenal dengan Fan Nanggi, dan suku Lani dengan pesta bakar batu.
"Keragamaman itu yang kita gabung dengan sebuah nama yang kita abaikan sebutan dalam bahasa daerah tapi kita satukan konsepnya menjadi persembahan hasil bumi untuk mencakup semua suku bangsa, itu ide-ide dasarnya. Dalam persiapan ini, kita coba lakukan itu sehingga menjadi persembahan inovasi terbaik di tahun ini," jelas Pendeta Nixon. (*)